HeadlinePolitik

Pengamat Politik Sebut Pasangan RMB-ATK Kaya Pengalaman, Tapi Rawan Tumbang

435
×

Pengamat Politik Sebut Pasangan RMB-ATK Kaya Pengalaman, Tapi Rawan Tumbang

Sebarkan artikel ini
Rahmat Masri Bandaso (RMB) didampingi Andi Tenri Karta saat menerima SK dari Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia di kantor DPP Golkar, Jakarta, Selasa (6/8/2024).

Smartnews.co.id, Palopo – Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar, Febrianto Syam menilai pasangan Rahmat Masri Bandaso (RMB) dan Andi Tenri Karta (ATK), sebagai pasangan yang kaya akan pengalaman.

Dia menyebut keduanya telah lama berkecimpung di dunia politik. RMB saat ini menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Palopo. Sementara ATK merupakan kader Gerindra. Tidak hanya itu, ATK juga merupakan istri mantan Bupati Luwu dua periode, Andi Mudzakkar.

Meski bgitu, Febrianto mengungkapkan jika pasangan ini akan mendapat banyak tantangan dalam perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Terlebih lagi jika keduanya tidak mampu menyusun visi misi yang pluralistik.

“Namun perlu juga diingat bahwa tantangan pasangan ini adalah bagaimana mereka bisa merancang visi dan misi untuk masyarakat Palopo yang pluralistik. Keberagaman suku, agama dan tingkat pendidikan menjadi tantangan mereka dalam mengatur visi dan misi dalam pencalonan,” katanya.

Dia menjelaskan, banyak calon kepala daerah yang matang secara pengalaman namun gagal dalam pertarungan, lantaran tidak mampu menyusun visi dan misi yang pro terhadap kebutuhan masyarakat.

Sebab katanya, selain strategi dalam bertarung visi dan misi juga merupakan salah satu hal penting dan menjadi penentu bagi masyarakat dalam menentukan pilihan mereka nantinya.

“Banyak kandidat calon kepala daerah sebelumnya yang serupa dimana secara politik mereka telah senior tapi ketika masuk ke pemerintahan sulit untuk merealisasikan program dari visi dan misi mereka,” jelas Febrianto.

“Secara politik, keduanya memang memiliki basis yang baik di Kota Palopo, namun perlu juga diperhatikan bahwa kontestasi politik bukan hanya tentang usungan calon melainkan juga strategi pemenangan. Banyak kekalahan kandidat di beberapa daerah yang terlena karena menganggap dirinya mampu memenangkan pemilu,” jelasnya.