HeadlineKALTIM

Anggota DPRD Kutim Sayangkan Sekolah Tak Ikuti O2SN

1
×

Anggota DPRD Kutim Sayangkan Sekolah Tak Ikuti O2SN

Sebarkan artikel ini
Anggota DPRD Kutai Timur, Faizal Rachman.

KUTIM – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), Faizal Rachman menyayangkan ada sekolah yang tak memiliki pembinaan atlet muda. Menurutnya, salah satu faktor penting dalam menciptakan atlet muda berbakat.

Hal tersebut diungkapkan politisi PDI Perjuangan saat menghadiri pembukaan Olimpiade Olahraga dan Siswa Nasional (O2SN) jenjang SMP. Pembukaan O2SN tingkat Kabupaten Kutim itu berlangsung di GOR Kudungga, Kamis (13/6/2024).

Faizal Rachman yang juga Ketua Ikatan Pencak Sikat Indonesia (IPSI) Kutim mengapresiasi O2SN ini. Dia mengatakan, kegiatan positif seperti ini wajib digalakkan.

Untuk itu, dirinya bakal mendorong kegiatan serupa untuk menciptakan talenta muda berbakat.

“Tentunya, kami akan mendorong kegiatan seperti ini terus dilaksanakan. Dengan begitu, para talenta muda Kutim di bidang olahraga dapat diasah,” ujarnya.

Namun, tidak semua pihak sepaham dengan Faizal Rachman. Sebab, ada beberapa sekolah yang enggan mengikuti O2SN. Hal ini sangat disayangkan Faizal Rachman. Dia menilai partisipasi sekolah dalam event seperti ini sangat penting dalam perkembangan olahraga Kutim.

“Kami harapkan, sekolah berperan aktif dalam menciptakan atlet muda Kutim. Sebab, jika program pembinaan atlet muda dijalankan seluruh sekolah di Kutim, maka masa depan kita di bidang olahraga akan cerah,” tuturnya.

Dia menilai, menciptakan talenta muda merupakan aset daerah. Baginya, para talenta muda yang terus dibina akan membawa harum nama daerah.

Oleh karena itu, dia kurang sepakat mendatang pemain luar saat ada event tingkat provinsi maupun Nasional. Baginya, Kutai Timur memiliki banyak sumberdaya manusia yang tak kalah dengan daerah lain.

Hanya saja, talenta-talenta muda harus dibimbing, dibina dan diasah bakatnya agar dapat berprestasi. “Kami tidak memanggil atlet dari luar bila ada event tingkat provinsi maupun Nasional. Kami menciptakan atlet asli Kutim yang tak kalah dengan daerah lain,” jelasnya.

Untuk mengasah para atletnya sebelum bertanding, dirinya menerapkan Training Center (TC) jelang kompetisi berlangsung. Gunanya, untuk meningkatkan kemampuan para atlet.

“Hasilnya, Kutim cukup diperhitungkan setiap ada kompetisi di tingkat provinsi. TC biasanya dua Minggu hingga satu bulan sebelum kompetisi,” imbuhnya.

Terakhir, dia berpesan kepada peserta O2SN agar bersungguh-sungguh dalam bertanding serta memberikan yang terbaik. Pasalnya, pemenang dari O2SN ini akan mewakili Kutim di ajang yang sama di tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). (adv)