HeadlineKALTIM

Anggota DPRD Kutim Serukan Hidup Damai Antara Penduduk Lokal dengan Pendatang

502
×

Anggota DPRD Kutim Serukan Hidup Damai Antara Penduduk Lokal dengan Pendatang

Sebarkan artikel ini
Anggota DPRD Kutai Timur, dr Novel Tyty Paemboman.

KUTIM – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim) yang juga pembina Ikatan Keluarga Toraja (IKAT) Kutim, Novel Tyty Paembonan bangga dapat hidup berdampingan dengan masyarakat lokal. Hal itu dia ungkapkan belum lama ini kepada media.

Politisi Partai Gerindra itu menjelaskan selama berada di Kutim, dirinya tak pernah terganggu. Itu karena, masyarakat Toraja hidup berdampingan dengan masyarakat lokal.

Selain itu, menurutnya program kerja IKAT Kutim tidak hanya khusus menyasar Toraja. Melainkan juga memberikan kontribusi kepada masyarakat Kutai Timur pada umumnya.

“Selama ini, saya sebagai warga Toraja merantau ke Kutim, kemudian hidup berdampingan bersama dengan masyarakat lokal di sini, baik masyarakat Kutai, Dayak, Banjar, dan suku-suku lain dari seluruh Indonesia, sampai hari ini kami merasa bahwa kami senang dan kami bersyukur bisa hidup berdampingan, saling menghargai, mendukung, menopang, saling membantu,” katanya.

“Termasuk juga program-program masyarakat Toraja dalam wadah Ikatan Keluarga Toraja itu juga tidak hanya melayani masyarakat Toraja, tetapi juga melayani masyarakat Kutai Timur secara umum,” sambungnya.

Novel Tyty Paemboman menuturkan, jikapun terjadi konflik antara pendatang dengan warga lokal, berarti ada komunikasi yang tidak jalan. Untuk itu, diperlukan komunikasi agar permasalahan dapat segera diselesaikan.

Seperti yang terjadi antara masyarakat lokal Kota Bontang dengan masyarakat Toraja. Peristiwa itu juga sangat disayangkan Novel Tyty Paemboman. Dia menilai, jika terjadi komunikasi yang baik, maka peristiwa itu tak akan terjadi.

“Itulah kita sayangkan. Mungkin ada satu hal yang menurut saya komunikasi yang tidak jalan. Kalau saja itu dikomunikasikan secara baik, saya kira hal-hal itu tidak akan terjadi,” terangnya.

Dia menegaskan IKAT sebagai lembaga kemasyarakatan selalu mengajarkan anggotanya untuk hidup harmonis dengan agama serta suku lainnya. Bahkan, masyarakat lokal selalu membantu IKAT ketika menggelar kegiatan.

“Sampai hari ini, masyarakat Toraja yang jadi bagian dari masyarakat IKAT yang pernah berkomunikasi, bercerita dengan saya, mereka melihat bahwa wadah IKAT sampai hari ini sudah berjalan dengan baik pada tatanan dia sebagai lembaga sosial kemasyarakatan,” katanya.

“Masyarakat lokal juga banyak membantu masyarakat Toraja dalam hal misalnya pesta syukur, nikah dan lain-lain, kemudian juga acara kedukaan, kematian, dan berbagai hal lainnya itu sudah cukup baik. Kutim ini sangat aman,” tandasnya.

Dia berharap, suasana damai antara penduduk lokal dengan pendatang di Kutai Timur tetap terjaga. (adv)