Ekobis

Berlakukan PLB, Pertamina Masih Layani Pembelian Premium

23
×

Berlakukan PLB, Pertamina Masih Layani Pembelian Premium

Sebarkan artikel ini

Palopo, Smartnews – PT Pertamina Region Sulawesi resmi memberlakukan Program Pertamina Langit Biru (PLB) untuk wilayah Tana Luwu dan Tana Toraja, Minggu 26 September 2021.

Dengan diberlakukannya PLB ini, maka harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite hampir sama dengan harga BBM jenis Premium.

Selama masa promo, harga pertalite dari Rp 7.850 per liter menjadi Rp 6.850 atau hampir setara dengan harga premium yakni Rp 6.450 per liter.

Senior Supervisor Communication and Relation Pertamina Regional Sulawesi, Taufik, mengatakan, promo harga pertalite hanya berlaku bagi kendaraan dua, roda tiga, dan angkutan umum atau plat kuning.

Sementara untuk kendaraan pribadi roda empat, Pertalite dijual dengan harga normal. “Tapi itu (promo) sifatnya hanya sementara. Harga pertalite nantinya akan berlaku sama bagi setiap kendaraan,” kata Taufik.

Melansir website resmi PT Pertamina, pertamina.com, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), Putut Andriatno, menjelaskan,

latar belakang Pertamina melaksanakan PLB adalah terkait dengan usaha mengurangi dampak emisi gas buang kendaraan akibat menggunakan bahan bakar dengan Research Octane Numer (RON) rendah yang memiliki kandungan sulfur tinggi, dan tidak sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan modern.

Melihat respon positif masyarakat, Pertamina berencana terus memperluas wilayah pelaksanaan Program Langit Biru (PLB). PLB merupakan program edukasi melalui promosi yakni Pertalite Harga Khusus bagi masyarakat pengguna roda dua, roda tiga, angkot, dan taksi berplat nomor kuning.

“Sekitar 75 persen sumber polusi udara di kota besar di Indonesia berasal dari emisi gas buang kendaraan. Bisa dibayangkan jika BBM yang digunakan bukanlah BBM yang ramah lingkungan. Melalui PLB Pertamina ingin mengajak masyarakat berkontribusi langsung mengurangi dampak emisi gas buang terhadap kesehatan lingkungan tanpa mengesampingkan performa kendaraan,” jelas Putut.

Melalui PLB, masyarakat didorong menggunakan Pertalite dengan angka RON 90 yang sesuai dengan spesifikasi mesin modern ketimbang Premium dengan angka RON 88 dengan kandungan sulfur yang tinggi.

PLB kemudian pertama kali dilaksanakan di Denpasar, Bali, sejak Juli 2020, dan secara bertahap Program PLB sudah hadir di 93 Kabupaten atau Kota di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) dan diluar Jamali, Program PLB kini sudah dapat dinikmati di 22 Kabupaten atau Kota.

Sejak dilaksanakan, masyarakat menyambut baik PLB dan konsumsi BBM berkualitas terus meningkat. Jika melihat porsi konsumsi jenis gasoline (bensin) secara nasional, pada Januari 2020, porsi konsumsi Pertalite masih di angka 58 persen dan Premium 29 persen.

Tercatat per 23 Mei 2021, secara nasional Pertalite menjadi primadona masyarakat Indonesia dengan porsi konsumsi nasional sebesar 70.3 persen, Premium tinggal 12.6 persen, bahkan lebih rendah dari Pertamax.

“Penerimaan masyarakat terhadap PLB sangat luar biasa ditunjukkan dengan adanya kesadaran masyarakat. Inilah yang kami harapkan dari PLB, Pertamina ingin mengedukasi manfaat BBM berkualitas dengan membuat masyarakat merasakan sendiri manfaatnya.

Kedepan kami akan terus evaluasi wilayah lain agar dapat mendapatkan ‘pengalaman konsumen’ yang sama dengan wilayah yang sudah merasakan PLB,” pungkas Putut.

Jika membutuhkan informasi terkait PLB, layanan, produk, dan program khusus Pertamina lainnya, masyarakat dapat langsung menghubungi Pertamina Call Center 135.

Masih Layani Pembelian Premium

Senior Supervisor Communication and Relation Pertamina Regional Sulawesi, Taufik, mengatakan, walau resmi memberlakukan PLB di enam kabupaten dan kota di Tana Luwu dan Tana Toraja, tidak berarti pihaknya meniadakan pembelian Premium.

Hanya saja, pembelian Premium hanya melayani bagi nelayan, petani, dan pelaku usaha kecil menengah.

“Kita (Pertamina) masih melayani pembelian Premium bagi nelayan dan petani,” katanya.

Taufik menuturkan, saat ini, Pertamina belum memutuskan apakah penyediaan Premium bagi petani, nelayan, dan UMKM sifatnya jangka panjang ataukah hanya sementara.

“Yang jelas, kita berharap nantinya premium sudah tiodak ada lagi. Tetapi khusus bagi nelayan, petani, dan UMKM masih terus dikaji,” katanya.(tad)