Masamba, Smartnews – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB), Kamis, 20 Oktober 2022.
FGD Penyusunan RPB ini melibatkan Tim Teknis dari Universitas Hasanuddi (Unhas) Makassar, serta Tim Teknis dari Perangkat Daerah (PD) terkait lainnya.
Plt. Asisten Pemerintahan, Akram Risa, berharap kegiatan FGD dapat diikuti dengan baik karena FGD RPB ini merupakan kegiatan penting dan strategis.
“Makanya semua Perangkat Daerah terkait, termasuk para Camat, wajib hadir dalam kegiatan FGD ini. Mengingat kegiatan ini sangat penting dan strategis,” kata Akram.
Khusus Camat, kata Akram, menjadi ujung tombak penananggulangan bencana di tingkat kecamatan.
“Kita ini manusia ada ikhtiar dan upaya yang harus kita lakukan untuk mengantisipasi dan meminimalisir dampak bencana yang akan timbul, maka dari itu, penting bagi kita, utamanya para Camat, untuk selalu hadir ketika terjadi sesuatu pada masyarakat,” sebutnya.
Akram mengingatkan bahwa saat ini kondisi cuaca, khususnya di wilayah Tana Luwu, kian tak menentu, sehingga dibutuhkan langkah-langkah antisipatif melalui kegiatan mitigasi untuk mengurangi dampak yang terjadi akibat kondisi cuaca yang tidak menentu tersebut.
“Curah hujan saat ini cukup tinggi. Untuk itu, kita perlu menyiapkan diri melalui ikhtiar kita dalam rangka meminimalisir dampak yang timbul,” imbuhnya.
“Inilah pentingnya menyusun rencana penanggulangan bencana seperti yang kita lakukan saat ini” sambungnya.
Dikatakannya bahwa FGD PRB yang dilakukan ini adalah wadah untuk berdiskusi dan menyusun langkah-langkah penanggulangan bencana.
Ikhtiar ini, lanjut dia, sekaligus upaya untuk menggerakkan semua stakeholder untuk menemukan solusi penanganan bencana.
“Ikhtiar ini nantinya akan ketemu dengan takdirnya, apa yang terjadi ke depan, sehingga kita bisa dengan cepat mengantisipasi dampak dari bencana itu sendiri. Patut diingat juga bahwa BPBD ini adalah Perangkat Daerah dengan urusan wajib pelayanan dasar,” jelasnya.
Masih Akram, semua tim yang terlibat dalam FGD RPB ini wajib memahami ilmunya, sehingga dalam peyusunan RPB dapat lebih mudah dipahami.
“Bekerja itu juga harus berdasarkan keilmuan. Penyusunan perencanaan juga harus berdasarkan keilmuan,” terangnya.
“Ketika kita merencanakan dengan baik, menurut para pakar, maka 50% hasilnya akan tercapai. Makanya, kita bekerja harus berdasarkan ilmunya, kemudian kita wujudkan apa yang menjadi harapan kita dalam hal penanggulangan bencana,” ujarnya.
Sekadar diketahui bahwa kegiatan FGD penyusunan RPB ini dilaksanakan dalam rangka untuk mempercepat implementasi penyusunan RPB, serta membantu peserta FGD dalam memahami materi sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan dalam setiap modul FGD PRB. (**)