“Kami sudah lakukan lobi-lobi politik ke ketua partai, tetapi memang ada ketua partai yang tidak usah kami sebut namanya susah sekali buka pintu bahkan ada juga yang memberi harapan tapi hasilnya lewat,” ujarnya.
“Kok tega ya anggota dewan meninggalkan adik almarhum, sementara ada anggota dewan yang sempat dibantu almarhum saat itu. Namun yang pasti bukan Akbarnya sasaran kami, tapi kami kecewa aja ke anggota dewan,” ucapnya.
Dia menerangkan, pada putaran pertama pihaknya merasa optimis Taqwa Muller mampu meraih suara terbanyak dan meneruskan perjuangan kakaknya.
“Tadi kita sudah lihat diputaran pertama dimana Taqwa meraih 15 suara, karena seri maka terjadi putaran kedua, nah’ di putaran kedua itu kami berharap suara Taqwa bisa bertambah namun nyatanya merosot,” ungkapnya.
Tidak hanya kecewa dengan sikap anggota DPRD, Accing juga mengaku kecewa dengan sikap Bupati Lutim, Budiman.
Sebab katanya, Budiman sebagai kepala daerah bisa saja mengusulkan nama wakilnya ke Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tanpa harus melalui proses pemilihan.
“Tetapi sebenarnya kalau beliau mau, tidak perlu ji dibentuk panitia pemilihan (Panlih) karena pak Bupati punya hak diskresi untuk memilih siapa yang bisa menjadi wakilnya, tapi nyatanya tetap melalui proses pemilihan,” terangnya.
Bahkan dari hasil pemilihan ini kata Accing, Budiman bisa saja menggunakan hak diskresi dengan mengajukan permohonan ke Mendagri dengan menuang beberapa poin alasannya.
Hanya saja katanya, jika hal itu dilakukan Budiman, posisi kursi wakil bupati Lutim akan lowong hingga akhir masa jabatannya.
“Meski misalnya itu beliau lakukan, tentu tidak ada wakil bupati nantinya, sampai akhir masa jabatannya, dan Taqwa pun tidak bisa jadi wakil karena tidak terpilih pada perhitungan suara,” pungkasnya. (*)