DaerahPeristiwa

Masyarakat Lingkar Tambang Temukan Indikasi Pencemaran di Danau Matano

41
×

Masyarakat Lingkar Tambang Temukan Indikasi Pencemaran di Danau Matano

Sebarkan artikel ini

Malili, Smartnews – Ratusan masyarakat adat yang tergabung dalam Badan Pekerja Masyarakat Adat (BPMA) Kemakolean Nuha, kembali menggelar aksi unjuk rasa di wilayah konsesi tambang PT Vale Indonesia Tbk, Senin 28 Maret 2022.

Aksi unjuk rasa ini merupakan aksi lanjutan dari serangkaian aksi sebelumnya yang membawa tiga tuntutan utama masyarakat adat di lingkar tambang PT Vale Indonesia.

“Aksi hari ini sebenarnya masih membawa tuntutan masa lalu yang belum terealisasi sepenuhnya. Soal CSR, soal tenaga kerja dan soal lingkungan,” ujar Kordinator Lapangan (Korlap) aksi, Tajuddin kepada awak media.

Terkait dana Corporate Social Responsibility (CSR), para pengunjukrasa menginginkan agar ada transparansi pengelolaan dan pengalokasian proporsional yang tepat sasaran.

“Dana CSR ini seharusnya 50 persen dialokasikan secara proporsional kepada empat wilayah pemberdayaan PT Vale, yang meliputi wilayah Kecamatan Nuha, Towuti, Wasuponda dan Malili,” ujar Tajuddin.

Selain itu, BPMA juga menyoroti soal penyerapan tenaga kerja yang hingga saat ini, masyarakat lokal wilayah pemberdayaan masih sulit mendapatkan akses terhadap kesempatan kerja di wilayah tambang PT Vale Indonesia.

“Kami sebenarnya memiliki banyak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas namun untuk dapat mengakses kesempatan kerja masih banyak kendala. Padahal sudah ada kesepakatan pada tahun 2000 bahwa perusahaan tambang nikel akan memprioritaskan tenaga kerja dari empat wilayah pemberdayaan di lingkar tambang,” kata Tajuddin.

Lebih jauh, Tajudin menerangkan, secara umum pemuda-pemudi dari empat wilayah pemberdayaan baru bisa masuk bekerja di wilayah tambang PT Vale setelah melakukan aksi-aksi protes dengan gerakan massa.

“Masih banyak anak-anak kami, jika ingin melamar pekerjaan di PT. Vale Indonesia terkadang harus melakukan gerakan massa baru bisa mendapatkan pekerjaan,” ujar Tajuddin.

Terkait persoalan lingkungan sambung, Tajuddin menyeebut jika ada temuan-temuan yang mengindikasikan pencemaran lingkungan di Danau Matano.

“Jika kita menyelam, kita bisa melihat ada lumpur yang bertumpuk di dasar danau dan mengganggu ekosistem alami di Danau Matano,” tambahnya.