“Ada salah satu oknum Brimob melakukan pengancaman ingin membakar mobil kami, jikalau tidak mau berhentikan demo,” ujarnya.
Tindakan apa dilakukan oleh oknum Brimob tersebut, para petani menaruh kecewa. M
Menurutnya, tindakan mengancam kepada warga bukanlah tugasnya. Tapi terkesan ingin melindungi perusahan PT Vale.
“Kami kecewa, para kepolisian harus warga kecil dilindung dan harus mengayomi. Tapi ini malah terbalik, malah dia terkesan ini melindungi orang-orang berduit saja,” tuturnya.
Berikut Pernyataan Sikap Masyarakat Loeha Raya
Meminta kepada Presiden Joko Widodo selaku Kepala Negara pemerintah Republik Indonesia agar kiranya mengusut tuntas dan mengindahkan permintaan kami selaku rakyat Indonesia terkait persoalan wilayah Tanamalia dibebaskan dari konsesi PT Vale karena bertentangan dengan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan dampak sosial ekonomi yang akan terjadi di masyarakat.
Mendesak kepada Dirjen Minerba dan lembaga yang terkait agar mencabut IUP PT Vale Indonesia yang berada di Tanamalia mengingat dampaknya akan merusak ekosistem hutan hujan dan keanekaragamanhayati Danau Towuti.
Mendesak pihak PT Vale untuk menghentikan aktivitas eksplorasi dan segera meninggalkan Tanamalia dalam jangka waktu satu minggu. Mendesak kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati Luwu Timur segera hadir di tengah-tengah masyarakat Loeha Raya. (*)