Saat berkuasa, ia mengizinkan Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) dan Muhammadiyah berdiri di Luwu.
Dia jadi salah satu dari beberapa raja Nusantara pertama yang berikrar sumpah setia pada Republik Indonesia.
Andi Djemma juga jadi tokoh sentral dalam Perlawanan Semesta Rakyat Luwu tanggal 23 Januari 1946, di mana rakyat dan pejuang serempak menyerang tangsi-tangsi tentara NICA-Belanda.
Ia ditangkap pada Juli 1946, dan baru dibebaskan tahun 1950, sebagai hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) Den Haag.
Pasca-bebas, ia kembali didapuk sebagai Datu’ Luwu hingga akhir hayatnya. Andi Djemma diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 2002.
2. Opu Daeng Risadju
Selain Andi Djemma, tokoh sentral dalam perjuangan rakyat Luwu adalah Opu Daeng Risadju.
Ia lahir di Palopo tahun 1880, dari pasangan bangsawan Muhammad Abdullah To Baresseng dan Opu Daeng Mawellu.