“Tapi saya selalu izin kepada Wali Kelas,” kata Edy seperti dikutip dari Herald Sulsel.
Usaha penghobi sepakbola dan basket ini tak sia-sia. Ia lolos masuk seleksi Akmil, dan lulus tahun 2006.
Tak hanya itu, dari 294 teman satu lichting, 31 orang di antaranya terpilih menjadi perwira korps baret merah.
“Saya termasuk prajurit Komando angkatan 87,” tuturnya.
Sejak Letnan Dua hingga Kapten, ia tergabung dalam Grup 1 Kopassus.
Setelah mengikuti Pendidikan lanjutan Perwira 2/Diklapa 2 dan berpangkat mayor, Edy dipindahtugaskan ke Pusdiklatpassus Kopassus sebagai Komandan Kursus TBM dan Para Dasar.
Bidang yang berkaitan dengan airborne dan dunia terjun payung.
Suami dari Siti Meiliza Putri Hapsari yang telah dikaruniai dua orang anak ini, tercatat lulus Sesko Tahun 2020 (angkatan 59) dengan predikat terbaik ke-3.
Jabatan sebelum Danyon 11 Grup 1 Kopassus adalah Pabandya Binkar Spers Kopassus. Sebagai pasukan elite, sejumlah penugasan telah dilakoni dengan baik.
Di antaranya operasi Papua dan Ekspedisi NKRI. Di luar negeri, ia pernah mendapat penugasan ke sejumlah negara. Antara lain Australia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Batalyon 11 Grup 1 Kopassus dengan semboyankan “ATULO SENA BALADIKA” yang memiliki arti “Prajurit pilihan yang tak tertandingi”.