Sementara itu, Gubernur SulSel, Bahtiar Baharuddin, membuka secara resmi kegiatan gerakan pangan murah atau GPM yang ditandai dengan scanning tangan, mengatakan, kegiatan GPM merupakan salah satu cara Pemprov Sulsel mengatasi masalah inflasi. GPM ini satu diantara sekian banyak cara untuk mengatasi dan mengendalikam inflasi daerah.
Sebagai Pj. Gubernur SulSel, Bahtiar mengaku sadar betul, bahwa di Indonesia ini, termasuk di SulSel ada 24 Kabupaten/Kota dan Provinsi tidak satupun diantara kita yang mampu memenuhi 21 bahan pokok yang mempengaruhi inflasi
“Tidak mungkin sebuah daerah mampu mengendalikan inflasi, baik di tingkat provinsi maupun di kota tanpa kerjasama dan otoritas Bupati/Wali Kota dan Gubernur tidak cukup mampu untuk mengelola inflasi otoritasnya terbatas soal mengendalikan harga,” katanya.
“Pekerjaan mengelola inflasi daerah ini benar-benar dibutuhkan leadership yang sangat kuat di semua level, dibutuhkan kemampuan memimpin dan menggerakkan seluruh pemegang otoritas dan para pihak yang mempengaruhi dasar harga itu,” lanjutnya.
Dikatakan Bahtiar, ketika sebuah daerah mampu mengelola inflasi, maka walikota atau bupatinya hebat.
Sementara itu, Pj. Walikota Palopo, Asrul Sani melaporkan bahwa di Kota Palopo melaksanakan gerakan pangan murah serta pasar murah serentak Se SulSel, dimana disiapkan beras sebanyak 20 ton
Untuk inflasi di Kota Palopo, jelas Asrul Sani, selama tiga bulan terakhir sampai dengan bulan Januari 2024 terkendali.
Namun di bulan Februari mengalami kenaikan secara month to month 0,42 persen, akibat naiknya harga beras. “Untuk harga-harga yang lain terkendali kecuali beras dan telur,” urai Asrul Sani. (*)