Palopo, Smartnews – Peneliti Nusantara Riset, Afrianto Nurdin mengungkapkan jika perpustakaan harus berpacu dengan teknologi dengan tetap memasukkan kearifan lokal dalam tata kelola penyelenggaraan perpustakaan.
Hal tersebut dikatakan Afri saat menjadi pemateri konsultasi publik terkait Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Transformasi Penyelenggaraan Perpustakaan yang dilaksanakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan, Fadriaty Asmaun.
“Kedepannya, perpustakaan harus berpaju dengan teknologi informasi, sehingga pemerintah perlu menghadirkan inovasi pelayanan perpustakaan dengan membuat sistem jejaring,” katanya, Senin 27 Desember 2021.
Lebih jauh, dirinya mengatakan jika masuknya nilai-nilai kearifan lokal dalam tata kelola perpustakaan dapat menjadikan perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan.
“Pemberdayaan masyarakat yang berkomitmen pada peningkatan kualitas hidup serta kesejahteraan, juga sebagai basis kebudayaan melalui pelestarian khazanah budaya lokal yang secara berkelanjutan,” jelasnya.
Tidak hanya itu, diriny juga mengatakan pemerintah harus memperhatikan tiga poin penting dalam menyusun Ranperda terkait perpustakaan.
“Pertama yakni kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), kemudian kualitas dan kuantitas prasarana perpustakaan, serta kapasitas kelembagaan,” pungkasnya.
Sementara, Haedar Djidar yang juga menjadi narasumber, menjelaskan pentingnya Transformasi Perpustakaan.
“Daya baca kita memang betul tinggi, namun minat membaca kita rendah. Sehingga diperlukan adanya transformasi perpustakaan diperlukan,” katanya.
“Karena mampu menginisiasi perubahan terhadap perpustakaan, yang biasanya masih tradisionil menuju kearah yang lebih modernis,” jelasnya. (*)
