KUTIM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) baru-baru ini mendapatkan penghargaan Kak Seto Award. Penghargaan itu diberikan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI).
Penghargaan ini mendapatkan apresiasi dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), dr Novel Tyty Paemboman. Dia mengaku bersyukur Kutim meraih penghargaan itu.
Hanya saja, ada sejumlah catatan yang ingin diberikan kepada Pemkab Kutim mengenai penghargaan itu.
“Apakah Kutim sudah lebih baik dalam perlindungan anak ? Apakah Kutim sudah lebih baik dalam hal perlindungan anak ? Apa yang sudah kita lakukan sehingga kita mendapatkan itu,” ucapnya.
Politisi Gerindra itu menjelaskan, Penghargaan yang diraih Kutim harus sejalan dengan program ramah anak. Sebab, penghargaan yang diberikan itu karena Kutim dianggap telah memenuhi syarat sebagai daerah ramah anak.
“Jangan Penghargaan ini meninabobokan kita, sementara di bawah masih begitu banyak Kasus kekerasan terhadap anak, serta belum maksimalnya penerapan hak-hak anak,” tegasnya.
“Tidak ada program mendukung piagam yang kita dapatkan. Kita dapat penghargaan kabupaten layak anak, tapi kita tidak punya program bagaimana melayakkan anak,” sambungnya.
Menurut dr Novel Tyty Paemboman harus mempunyai program penunjang untuk melayakkan anak. Misalnya, dalam hal pendidikan anak.
Dia menyarankan agar membetuk tim di tiap Kecamatan untuk memantau anak yang putus sekolah. Tim ini bertugas untuk membantu anak itu agar menerima pendidikan yang sudah jadi hak mereka.
“Bila perlu kami buatkan regulasinya. Bila orang tua ada yang menolak untuk menyekolahkan anaknya, maka akan diberikan sanksi,” tegasnya.
Meski demikian, politisi Partai Gerindra itu tetap berharap penghargaan yang diterima Kutai Timur sejalan dengan program Pemkab di lapangan. Dengan begitu, anak-anak dapat dilindungi hak-haknya. (adv)
