DaerahPeristiwa

Ribuan Mahasiswa Padati DPRD Palopo, Ini Tuntutannya

23
×

Ribuan Mahasiswa Padati DPRD Palopo, Ini Tuntutannya

Sebarkan artikel ini

Palopo, Smartnews – Ribuan mahasiswa dari 48 organisasi di berbagai kampus yang tergabung dalam Aliansi Peduli Rakyat (Ampera) Kota Palopo, menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kota Palopo, Senin 11 April 2022.

Aksi ini dimulai dari berbagai titik. Mereka lalu long march dan berkumpul di depan Kantor Walikota Palopo, sebelum menuju ke Kantor DPRD Palopo.

Saat melakukan long march, para mahasiswa meneriakkan kata revolusi sebagai pemompa semangat.

Menariknya, dalam aksi tersebut, sejumlah mahasiswi terlihat membawa spanduk yang menyinggung mahalnya harga minyak goreng. Spanduk tersebut bertuliskan Harga Minyak Kaya Me Chat.

Tidak hanya itu seorang mahasiswi lainnya, juga mambawa petaka bertuliskan Cukup Lamaranku Saja yang Ditunda Pemilu Jangan

Sekedar informasi, Me Chat merupakan aplikasi pesan singkat. Aplikasi kerap dikaitkan dengan prostitusi online.

Aksi demonstrasi yang dilakukan Ampera Kota Palopo merupakan upaya menuntut kebijakan kabinet Indonesia Maju kepemimpinan Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang mereka anggap tidak pro terhadap rakyat.

“Protes publik terhadap kebijakan pemerintah tercermin dari hasil konsolidasi kami sejumlah 48 organisasi yang tergabung baik ormawa, organisasi kedaerahan maupun ormas siap melakukan aksi protes,” kata Jendral Lapangan, Mustapa.

Selain itu, Wakil Jendral Lapangan (Wajendlap), Muhar menjelaskan pihaknya membawa tujuh tuntutan saat aksi protes yang dilakukan. Pihaknya mengklaim akan membawa ribuan massa.

“Kami membawa tujuh tuntutan hasil konsolidasi dan kajian di empat kampus di Kota Palopo,” tegas Ketua Himpunan Mahasiswa Sipil Fakultas Teknik (HMS-FT) Unanda ini.

Dalam aksinya Ampera membawa tujuh buah tuntutan, pertama menolak penundaan Pemilu 2024 dan jabatan presiden tiga periode. Kemudian, menolak kenaikan harga BBM dan Bahan Pokok.

Ketiga, evaluasi menteri bermasalah di Kabinet Indonesia Maju, empat wujudkan reforma agraria sejati dan tolak UU Omnibuslaw, kelima tolak pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN).

Keenam tuntaskan pelanggaran HAM dan mendesak pemerintah penuhi kebutuhan pupuk subsidi.