DaerahEdukasiNasionalPeristiwaRagam

Sekretariat PB PMII Diblokade, Alfian: Itu Ulah Oknum yang Ingin Hancurkan Organisasi

94
×

Sekretariat PB PMII Diblokade, Alfian: Itu Ulah Oknum yang Ingin Hancurkan Organisasi

Sebarkan artikel ini

Masamba, Smartnews – Ketua Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Luwu Utara, Alfian Afandi Rahmadi menegaskan, jika pihaknya tidak pernah mendelegasikan kadernya untuk melakukan blokade di kantor Pengurus Besar (PB) PMII.

Pernyataan tersebut dilontarkan Alfian, untuk menanggapi aksi blokade yang dilakukan oleh sejumlah oknum yang mengatasnamakan Pengurus Kordinator Cabang (PKC) dan PC Se-Indonesia di Kantor PB PMII.

Alfian menyebutkan, jika dirinya merasa kaget dengan adanya klaim dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

“Kami tidak pernah menedelegasikan kader untuk berangkat ke jakarta apalagi untuk menuntut kinerja PB PMII dengan berbagai macam alasan,” katanya.

“Sayapun sendiri kaget akan hal ini karena membawa nama kader PMII padahal nyatanya kami tidak pernah melalukan pergerakan dan tetap mengikut pada keputusan Ketua Umum PB PMII,” tambahnya.

Menurutnya, aksi blokade yang dilakukan oleh sejumlah oknum yang mengatasnamakan PMII tersebut, dapat menghancurkan konstitusi PMII.

“Mereka hanyalah oknum yang dapat menghancurkan konstitusi organisasi pergerakan kami. Kami tidak tau dan tidak pernah setuju akan pergerakan seperti itu, ini sama saja melanggar atau berkhianat kepada organisasi pergerakan ini,” jelas Alfian.

Menurutnya, pemblokadean PB PMII ini adalah catatan yang sangat penting. Sebab, bagaimana mungkin sekelompok kader datang atas dasar kepentingan kelompoknya tapi melakukan hal yang mencedrai nama besar PMII.

“Kita bisa lihat bagaimna gerakannya yang dipertontonkan ketika blokade di sekret PB PMII. Itu masih gambaran kecil, kita juga bisa lihat bagaimana ketika Sekertaris Jendral PB PMII mencoba untuk melakukan mediasi terhadap beberapa kader yang datang ke PB PMII,” terangnya.

“Dari angka yang disebar luaskan mancapai 166 orang, itu mungkin bisa diverfikasi juga, apa betul kader yang datang ke jakarta ini, paham konsitusi atau hanya ikut-ikut, lantas membahas soal konsitusi masih cacat di PB PMII, apakah gerakan dari sekelompok oknum menguntungkan bagi setiap kader atau hanya segelintir orang saja,” pungkasnya. (*)