Sayang, tenaganya kalah dibanding pelaku. “Tolong, tolong, tolong,” teriak Feni. Pelaku yang sudah kalap, merangkul dan langsung menutup mulut korban dengan tangan, sembari satu tangan lainnya memegang tangan korban.
Tubuh korban lalu ditindih dan dibarinkan di tempat tidur, kepalanya ditutup menggunakan bantal guling. Selanjutnya mengambil celana leging dan mengikat mulutnya.
Amma pun melampiaskan nafsu setannya. Usai beraksi, ia mengancam korban agar tidak berteriak. Leging pun dilepaskan.
Keduanya sempat bercerita. Korban mengaku lelah bekerja. Amma pun menyampaikan isi hatinya kepada korban. Ia siap bekerja keras untuk menafkahi Feni.
Korban yang melihat pelaku lengah, memanfaatkan kesempatan untuk melarikan diri keluar kamar tetapi berhasil ditangkap. Mulutnya kembali dibekap, pelaku kemudian membalikkan badan Feni hingga dalam keadaan tengkurap.
Setelah mengikat tangan dan membekap mulut korban, Amma kemudian berusaha membalikkan tubuh Feni keposisi terlentang. Namun korban yang berontak tak sengaja menendang lampu hias hingga jatuh dan pecah.
Pelaku yang kalap kemudian membenturkan kepala korban ke lantai sebanyak dua kali. Darah berceceran di lantai. Sedangkan korban sudah tak sadarkan diri.
Setelah itu pelaku membersihkan lantai dan merapikan kamar. Barang-barang milik korban dimasukkan dalam koper berwarna biru navi.
Ia sempat melihat kunci mobil Honda Brio berwarna Hitam. Pelaku kemudian mengangkat korban ke dalam mobil dan didudukkan di bagian depan sebelah kiri.
Agar tak dilihat orang, posisi kursi direbahkan. Pelaku kemudian menyetir mobil menuju poros Toraja hingga tiba di sekitar tempat wisata Batu Dewa atau Kaleakan tempatnya pernah camping.