Satu Anak di Toraja Meninggal Akibat DBD, Begini Gejalanya

Ilustrasi.

Makassar, Smartnews – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Selatan melaporkan satu anak meninggal karena terserang Demam Berdarah Dengue (DBD), di Kabupaten Toraja Utara.

Anak berusia 7 tahun itu, mengalami demam tinggi hingga muntah dan meninggal pada 11 Juni 2022 lalu.

Kepala Bidang Pengendalian dan Penyakit Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Erwan Tri Sulistio mengatakan, kasus DBD di Tana Toraja memang sempat mengalami kenaikan .

“Belum lama ini ada anak yang meninggal di Tana Toraja Karen DBD,” bebernya seperti dikutip dari Tribun-Timur.com, Rabu 22 Juni 2022.

Hingga saat ini, kasus DBD di Tana Toraja sebanyak 51 sepanjang tahun 2022. Jika dibandingkan dengan daerah lain, masih ada daerah yang jauh lebih banyak kasus DBD dari bulan Januari hingga Minggu kedua Juni.

Daerah dengan kasus DBD tertinggi yakni di Luwu Timur 373, disusul Kota Makassar 354, dan Kabupaten Gowa 304 kasus. “Di Tator memang baru belakangan ini tinggi, karena nyatanya setelah ada tren kenaikan ada kematian satu orang,” katanya.

Atas insiden tersebut, Dinas Kesahatan kemudian mengkategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Pasca kejadian tersebut, petugas kesahatan di Tana Toraja semakin aktif melakukan penanganan. Mulai dari fooging fokus, pembagian abate atau bubuk yang dimasukkan pada penampungan air untuk membasmi jentik nyamuk.

“Tim gerak cepat (TGC) tiap daerah turun melakukan tindakan,” katanya.

Disamping itu, Dinas Kesehatan juga memfasilitasi alat deteksi dini untuk pemeriksaan DBD. Setelah memaksimalkan pencegahan, diharapkan partisipasi masyarakat untuk mencegah DBD ini, yakni aktif melakukan pemantauan jentik nyamuk di rumah masing-masing.

“Kalau melihat ada jentik dalam rumahnya harus segera di buang, tiap rumah memantau minimal 1 Minggu satu kali sesuai umur nyamuk yang berkembang biak tiap seminggu satu kali,” harapnya. (*)

Ikuti juga kami di Google News Smart News