KesehatanLifestyle

Suka Marah-marah di Depan Umum Tanda Gangguan Kepribadian

86
×

Suka Marah-marah di Depan Umum Tanda Gangguan Kepribadian

Sebarkan artikel ini

Smartnews – Sangatlah manusiawi ketika seseorang marah karena terpicu hal-hal tertentu. Ada orang-orang yang mudah marah di saat-saat tertentu saja, namun menjadi masalah ketika kondisi ini terjadi tanpa bisa dikendalikan.Terlebih jika amarah itu dilampiaskan di depan umum.

Melansir viva.co.id, spesialis kejiwaan, dr Lahargo Kembaren, menjelaskan bahwa marah-marah di depan umum bisa menjadi tanda dari gangguan kepribadian.

Dijelaskan Argo, sapaan akrabnya, marah merupakan bentuk emosional yang normal, alamiah yang dimiliki dan setiap orang pernah marah dalam satu periode kehidupannya.

Ketika marah, itu merupakan bentuk self defense karena orang itu bisa mengidentifikasi apa yang menyebabkannya marah, apa karena kecewa, karena ada sesuatu yang tidak sesuai keinginan atau standar, sehingga sesuatu hal yang membuat kesal, kita jadi bisa mengidentifikasi.

Kemudian, hal itu bisa membuat seseorang menjadi termotivasi untuk bisa melakukan yang terbaik untuk kehidupannya. Namun, lanjut Argo, jika sering marah-marah, dalam artian berlebihan dan berkepanjangan, kemarahan itu tidak bisa mengungkapkan emosi yang lain karena tertutupi emosi marah tersebut.

“Hubungannya dengan kepribadian itu terbentuk dari dua hal yaitu temperamen, pembawaan genetik dan karakter, yaitu suatu perilaku di mana kita belajar dari pengalaman ketika berada di situasi seperti ini apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalahnya. Tapi, ketika seseorang hanya menemukan bahwa dengan marah dia bisa menyelesaikan masalah itulah akan membentuk pola kepribadian yang akan terus menerus,” kata dia.

Lebih lanjut, Argo menjelaskan bahwa marah-marah yang berlebihan dan tidak bisa dikontrol serta mengganggu kehidupan dalam hal kinerja atau relasi dengan orang lain, maka kita perlu mengidentifikasi bahwa marah ini merupakan suatu gejala dari gangguan kejiwaan.

Selain itu, gangguan kejiwaan yang bisa memicu marah yang tidak terkendali adalah gangguan mental organik, yang memang di dalam otaknya ada gangguan secara biologis, contohnya ada tumor di otak, ada penyakit stroke, hipertensi yang menahun secara biologis akan mengganggu organnya, terutama di amidala pusat emosinya.

Kedua, gangguan mental karena penggunaan zat psikoaktif obat-obatan seperti narkoba, akan membuat seseorang akan mudah emosional, gangguan skizofrenia, gangguan dalam penilaian realitas di mana dia selalu merasa halusinasi, delusi yang memicu marah yang berlebihan. Kemudian, bipolar yang ditandai dengan mood swing atau perpindahan mood membuat dia mudah tersinggung, mudah marah.

Kemudian, gangguan kepribadian yang memicu marah seperti obsesif kompulsif di mana orang itu mempunyai standar yang tinggi tentang perfeksionis harus sesuai aturan, harus sesuai yang dipikirkan, ketika terjadi yang tidak sesuai dengan standar yang dipikirkan akan muncul emosi dan marah yang berlebihan.

Di sisi lain, ada pula orang yang marah-marah sebagai bentuk untuk menutupi kekurangan dalam dirinya.

“Memungkinkan seperti itu, ada orang yang marah untuk menutupi ada muatan emosi negatif yang lain. Dia merasa rendah diri, sedih, kecewa, terabaikan, itu yang bisa memunculkan marah. Ada yang bilang marah itu seperti fenomena gunung es jadi marah yang kelihatan di atasnya padahal di bawahnya adalah muatan psikologis yang sangat banyak yang menyebabkan munculnya marah,” kata Argo.

Lantas, bagaimana mengatasi emosi yang meletup-letup? Argo menyarankan, pertama yang bisa dilakukan adalah dengan memvalidasi perasaan kita dan meregulasi perasaan kita.

“Yang paling penting pertama adalah mengatur pernapasan kita, kalau marah emosi buat pernapasan kita cepat buat kortisol di otak semakin meningkat dan buat kita semakin stres. Ada teknik pernapasan 4-7-8. Tarik napas 4 hitungan, tahan 7 hitungan, buang dari mulut 8 hitungan, dengan melakukan seperti itu akan membuat oksigen masuk ke paru-paru dengan baik dan membuat kita relaks dan santai, dan ada satu periode yang buat kita cooling down akhirnya, berpikir jernih apa yang memicu kita marah,” kata dia.(*)