Palopo, Smartnews – Korps Perempuan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (KORPRI PMII) Cabang Palopo, menggelar kegiatan Goes To School. Kegiatan tersebut, untuk memberikan edukasi akan bahaya seks bebas kepada siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
Kegiatan ini hasil kerjasama antara KORPRI PMII Palopo Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Palopo, Selasa 11 Januari 2022 hingga Kamis 13 Januari 2022 mendatang.
Kepala Sekolah SMKN 1 Palopo, Ridwan Rajab melalui Ribhatun Nikmah yang menjadi narasumber kegiatan mengatakan, pendidikan seks sejak dini kepada siswa sangat penting.
“Pendidikan seks sejak dini itu penting, tapi perlu digaris bawahi ini tidak seperti yang dipikirkan orang-orang. Ini lebih kepada anak-anak, apa yang mereka lakukan jika mengalami pelecehan baik itu fisik maupun verbal. Olehnya itu penting untuk melakukan sosialisasi seperti ini,” jelasnya.
Lebih jauh, dirinya mengatakan jika pihaknya terus support kepada para siswa dengan memberikan pendampingan khusus kepada para siswa yang mengalami kasus seksual.
“Upaya yang dilakukan terkhusus untuk SMKN 1 Palopo harus membuat grup atau mensuport. Grup ini menangani kasus seksual yang dialami oleh peserta didik,” katanya.
“Setiap sekolah mestinya punya orang atau guru yang bisa mensupport yang dijadikan tempat anak melapor kemudian guru tersebut semacam pendamping bagi mereka,” jelasnya.
Sementara, Ketua Kopri PMII Palopo, Ummul Haira Asmar menjelaskan, kegiatanya bertujuan memperkenalkan pentingnya pendidikan seks sejak dini mulai dari tingkatan SD, SMP dan SMA.
“Karena kekerasan seksual bukan hanya di kalangan dewasa yang rentan mengalaminya, namun juga tingkatan pelajar. Selain itu bagimana memahami mereka untuk tidak takut berbicara jika mengalami kekerasan seksual. Sehingga mereka bebas berekspresi untuk menyampaikan jika ada yang terjadi,” ungkapnya.
Dia menambahkan kerasan seksual yang terjadi lingkup pelajar dan mahasiswa seringkali terjadi. Namun, mereka takut untuk menyampaikan perlakukan itu. Kebanyakan dianggap aib, sehingga mereka menutup rapat kejadian yang mereka alami.
“Olehnya itu, kami menginisiasi mengadakan sosialisasi dengan mengunjungi sekolah-sekolah supaya bisa memahami bahwa kekerasan seksual itu harus dicegah sejak dini,” harapnya. (Key)