“Rata-rata dari mereka berumur belasan tahun, banyak juga pelaku balap liar berasal dari daerah tetangga,” katanya.
Siswaji menjelaskan, para pelaku balap liar kerap melakukan aksinya di malam hari.
“Ruas jalan yang kerap dijadikan arena adalah Jalan Lingkar, Kawasan Masjid Jami Tua, dan Pasar Sentral,” tambahnya.
Salah satu upaya Satlantas dalam menindak pelaku balapan liar adalah dengan membentuk tim khusus berpakaian seperti preman.
Tim ini diberi tugas memantau dan memberikan informasi awal jika ada balapan liar terjadi.
“Kita membentuk dua tim, satu tim khusus berpakaian preman untuk memberikan informasi awal,” katanya.
“Kalau sudah A1 baru kita turunkan tim yang berpakaian dinas untuk menindaki pelaku,” kata Siswaji menambahkan.
Penindakan terhadap aksi balapan liar, lanjut Siswaji tidak mudah.
Sebab para pelaku sering berpindah-pindah tempat dan lihai melarikan diri.
“Pada saat kita patroli mereka tidak balapan, begitu kami tinggalkan area tersebut biasa mereka melakukan jumpstyle atau balapan liar,” terang Siswaji. (*)