Malili, Smartnew – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Luwu Timur, di awal tahun 2022 atau periode Januari hingga Maret, telah mencapai angka 173 kasus. Data ini sesusai dengan data Dinas Kesehatan Luwu Timur.
Angka 173 kasus ini merupakan angka tertinggi kasus DBD di Luwu timur, jika dibandingkan dengan datan empat tahun terakhir.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Luwu Timur, dalam empat tahun terakhir, pada tahun 2018 jumlah kasus mencapai 104 kasus, 2019 ada 107 kasus. Sedangkan, 2020 mengalami penurun secara drastis dengan angka kasus 37 orang dan tahun 2021 kembali naik mencapai 116 kasus.
Dari 17 Puskesmas tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten Luwu Timur, Puskesmas Wawondula, Kecamatan Towuti, tercatat paling banyak ditemukan yaitu 89 kasus.
Kemudian disusul Puskesmas Wasuponda, Kecamatan Wasuponda dengan 25 kasus dan Puskesmas Nuha, Kecamatan Nuha juga 25 kasus. Adapun gejala DBD yaitu demam tinggi secara tiba-tiba dan bisa mencapai 40 derajat celsius, sakit kepala, nyeri pada otot, tulang, dan sendi.
Mual, muntah, rasa sakit di belakang mata, pembengkakan kelenjar getah bening dan munculnya bintik-bintik merah pada kulit sebagai gejala khas. Bila mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke puskesmas.
Kasi Pengelola DBD Dinas Kesehatan Luwu Timur, Wardan terus mengajak masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk. “Salah satunya dengan membersihkan tempat-tempat yang bisa nyamuk berkembang biak,” kata Wardan, Sabtu 9 April 2022.
DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue. Demam berdarah merupakan penyakit yang mudah menular.