KUTIM – Pemerintah Indonesia mulai beralih ke energi baru terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Kampanye ini terus dilakukan Pemerintah Pusat sebagai bentuk komitmen menjaga bumi tetap bersih.
Hal ini tentu berdampak pada produksi batubara. Utamanya bagi daerah yang menggantung perekonomian dia batubara. Salah satunya Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
Namun, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), Jimmi menganggapnya bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Dia bahkan meyakini batubara bakal terus diproduksi.
Alasannya, menurut Jimmi, batubara dapat dijadikan bahan untuk membuat produk lain seperti kosmetik, metanol, dan juga amonia (senyawa kimia NH3) dan sebagainya.
Apalagi, potensi batubara di Kutim masih sangat banyak. Seperti yang ada di Wahau. Potensi batubara Wahau lebih besar ketimbang KPC, padahal KPC sudah 40 tahun berproduksi.
Hal inilah yang membuat Jimmi yakin, tambang batubara masih dapat beroperasi. Hanya saja, produksi batubara tidak akan sebanyak dibandingkan saat ini.
“Nahh jadi, sebenarnya tambang itu tetap ada. Tetap berjalan. Hanya saja mungkin pemanfaatannya ini apakah bisa semasif ketika menjual mentah atau dikelola sendiri. Jadi alternatif seperti itu yang perlu pertimbangan. Apakah nanti daerah kita pendapatannya semasif yang sekarang ini,” ucap Jimmi saat ditemui beberapa waktu lalu.
Selain itu, batubara juga dapat dikonversi menjadi produk gas yang dapat digunakan untuk bahan bakar, maupun bahan baku industri kimia. Potensi-potensi ini menurut Jimmi harus dimanfaatkan Pemkab Kutim.
Untuk itu, dirinya menginginkan agar Pemkab Kutim menyiapkan SDM untuk setiap bidang yang dibutuhkan. Apalagi, Pemerintah Pusat terus melakukan kolaborasi dengan investor agar mengolah batubara menjadi produk tertentu.
“Nahh itu yang perlu dikembangkan, dan tenaga kerja ini harus dipersiapkan memang. Dalam kurun waktu 20 tahun ini kan regenerasinya sudah harus ada. Tapi dari sisi lain tambang tetap ada. Bisa diperkirakan masih ratusan tahun lagi,“ ujarnya.
“Jadi kekhawatiran kita terkait dengan menurunnya APBD, yaa kita harus bagaimana mengantisipasi itu dengan mengolah kekuatan SDM dengan antisipasi serta manfaatkan potensi SDA,” tutupnya. (adv)