Otomotif

Posisi Roda Salah Saat Parkir Merusak Power Steering ? Ini Penjelasannya

2
×

Posisi Roda Salah Saat Parkir Merusak Power Steering ? Ini Penjelasannya

Sebarkan artikel ini

SMARTNEWS – Satu di antara komponen mobil yang penting untuk menunjang kenyamanan adalah perangkat power steering.

Berkat peranti itu, pengemudi tak perlu bersusah payah untuk mengendalikan mobil, terutama di saat parkir, memutar arah mobil, atau bermanuver di jalanan.

Selain memberikan kenyamanan, peranti ini juga tidak membutuhkan perawatan khusus secara rutin. Walhasil, tidak sedikit di antara pemilik mobil yang terlena sehingga seolah tak peduli dengan kondisinya.

“Padahal, bila peranti itu rusak bukan hanya ketidaknyamanan yang didapat, tetapi juga berbahaya dalam berkendara,” ungkap Ahmad Yani, spesialis power steering Kurnia Motor, Kemayoran, Jakarta Utara, dilansir dari laman viva.co.id, 22 Maret 2022.

Menurut Yani, seperti halnya komponen yang lain, power steering, baik model hidrolik, elektrik, maupun semi elektrik, juga rentan bermasalah bila perlakuan terhadapnya tidak benar.

“Para pengguna mobil umumnya tidak peduli. Entah karena tidak mengerti atau karena malas,” kata dia.

Ada beberapa kebiasaan yang salah dari pengemudi yang mengakibatkan power steering bermasalah. Apa saja kebiasaan itu. Berikut ini penjelasan Yani.

 

  1. Posisi roda yang salah saat parkir

Kesalahan yang kerap dilakukan oleh pengemudi mobil adalah tidak meluruskan posisi roda di saat parkir. Misalnya roda depan sedikit membelok atau melenceng.

Memang, hal itu terlihat sepele. Namun, bagi mobil yang menggunakan power steering jenis rack and pinion, posisi ban depan seperti itu dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran.

Pasalnya, saat ban menekuk atau dalam posisi berbelok komponen karet as rack steer rawan robek. Walhasil, berbagai kotoran masuk ke sistem poer steering. Akibatnya, peranti itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

 

  1. Memutar roda kemudi hingga mentok terlalu lama

Kebiasaan salah yang lain dan tidak disadari oleh pengemudi adalah memutar roda kemudi hingga mentok saat mereka akan memutar arah mobil. “Mereka memutar kemudi dengan maksimal hingga kadang berbunyi klak,” terang Yani.

Apabila hal itu dilakukan dalam waktu tiga hingga lima menit dan berulang-ulang maka karet rack pinion steer akan rusak. Pasalnya, saat diputar hingga posisi maksimal itu, suhu di rack pinion steer akan bertambah panas. Peningkatan suhu itulah yang menjadi karet rawan robek.

Tak hanya itu, meski power steering elektrik atau semielektrik, namun mereka memiliki batas maksimal putaran.

 

  1. Tekanan angin ban yang kurang dan komponen kaki-kaki aus

Ban dengan tekanan angin kurang dari standar yang direkomendasikan oleh pabrikan menjadikan laju mobil semakin berat. Hal itu terjadi karena gesekan antara ban dengan permukaan jalan semakin kuat.

Beratnya gesekan itu akan menjadikan kerja power steering semakin berat. Akibatnya, komponen yang ada pada peranti itu juga harus bekerja ekstra keras. Oleh karena itu, jika tekanan angin itu sering berulang dan dalam waktu lama akan menjadikan power steering rusak.

“Begitu pula dengan komponen di kaki-kaki mobil yang sudah aus, baik bushing arm, ball joint, tierod, bearing, laher, shockbreaker, dan lainnya,” kata Yani.

Sebab, terang dia, ketidakoptimalan kerja komponen itu menjadikan pengendalian roda mobil semakin sulit. Akibatnya, power steering pun harus bekerja ekstra keras untuk mengendalikannya. Jadi, jika hal itu terjadi dalam waktu lama dan terus menerus, power steering akan cepat rusak.

 

  1. Telat ganti oli

Mobil yang menggunakan power steering hidrolik, pelumas, atau oli power steering adalah vital. Pasalnya, cairan itulah yang berfungsi memberikan tekanan hidrolis pada sistem power steering saat pengemudi menggunakannya.

Oleh karena itu, jika oli yang telah basi dan jumlahnya berkurang tidak segera diganti atau ditambah maka power steering akan cepat rusak. Ingat, oli juga bisa basi atau unsur kimianya rusak.

“Terlebih bila di tabung jumlahnya telah berkurang sehingga ada celah atau ruang kosong yang memungkinkan oli bereaksi secara kimiawi dengan udara,” terang Yani.

Cara paling gampang untuk melihat masalah di oli itu cukup gampang. Amati warna oli, bila warnanya telah kehitaman maka segera menggantinya. Meski jumlahnya masih cukup banyak.

Oli juga cepat rusak karena adanya perubahan suhu yang tinggi akibat tekanan tinggi dari pompa oli. “Tetapi sebaiknya, mengganti oli setiap mobil telah menempuh jarak 25 ribu kilometer, meski tidak ada gejala kerusakan apa pun,” saran Yani.ARIF AR.(*)